Giziyang bagus adalah yang seimbang, semua itu kita dapatkan dengan memakan makanan yang sehat dan bergizi sesuai kebutuhannya. Tak asing lagi istilah yang mainstream kita dengar, empat sehat lima sempurna, istilah yang dicetuskan oleh Prof. Poorwo Soedarmo yang dikenal sebagai bapak gizi Indonesia pada tahun 1950.
Hambaan prumbuhan aau sunng aau ngks aalah kaaan brhnnya prumbuhan paa anak. Pnybab uama pnyak ngks aalah kkurangan gz paa waku yang cukup lama. Pmbrhnan prumbuhan mlpu prumbuhan ubuh an oak. Pnyak ngks mnybabkan anak mmlk ngg baan yang lbh pnk banngkan anak-anak lan yang susa ngannya. Pnyak ngks juga mnybabkan krlambaan prkmbangan cara rja akba kurangnya asupan gz paa anak. Kkurangan gz n awal sjak anak mash alam kanungan hngga brusa 2 ahun. Kkurangan pron mnja pnybab palng umum rjanya ngks. Infks akba buruknya kbrshan lngkungan juga apa mnja pnybab ngks. Fakor-fakor yang ak brkaan ngan kshaan juga apa mnja pnybab ngks. Masalah konom, polk, sosal, an buaya mrupakan fakor pnybab ngks yang ak brkaan langsung ngan kshaan ubuh. Kurangnya pmbrayaan prmpuan an pnurunan kualas lngkungan juga mnja pnybab rja sjak anak mash alam kanungan. Dampaknya baru apa rlha kka anak brusa 2 ahun. Sorang anak apa kaakan mngalam ngks apabla ngg baannya kurang ar ngg baan anak normal susanya. Sanar pngukuran ngg baan yang gunakan aalah sanar yang bua olh Organsas Kshaan Duna. Tngks mngganggu prkmbangan oak an mabolsm ubuh. Tngks juga mnybabkan krlambaan prumbuhan fsk. Trlambanya prkmbangan oak mnybabkan anak mmlk kcrasan bawah raa-raa anak susanya. Tngks juga mnurunkan kmampuan ssm kkbalan ubuh. In mmbua anak yang rkna ngks muah mngalam sak. Dampak yang lbh parah aalah anak akan brsko mngalam pnyak abs, srok, an an pmrnah brpran pnng alam mncgah rjanya ngks. Tngks rja paa 1000 har prama khupan anak aau 2 ahun slah klahran. Paa masa n, anak harus brkan nurs yang mncukup. Ibu haml an bu mnyusu harus mnrapkan pola hup sha. Makanan yang brkan kpaa anak harus mmnuh sanar gz yang prlukan. Anak harus br nurs ar sayur-sayuran, buah-buahan, pron an karbohra. Pors sayur, buah, an pron harus lbh banyak banngkan ngan pmbran makanan paa bay an bala juga mmpngaruh ngks. Para rmaja, ruama rmaja prmpuan, harus brkan pngahuan mngna kshaan rprouks an gz. In karnakan rmaja mrupakan bakal kluarga yang brpran pnng alam mngurus anak. Para calon bu haml juga pru brkan sosalsas mngna kbuuhan gz yang buuhkan baynya slama khamlan. Pmbran pngahuan mngna prsalnan faslas kshaan yang aman juga prlukan. Slah mlahrkan, para bu harus br sosalsas mngna cara mmula nsas mnyusu n hngga cara mmbrkan Ar Susu Ibu yang hup skar anak juga prlu prhakan. Anak prlu hnarkan ar rsko pnyak nfks akba lngkungan yang koor. Kbasaan hup brsh juga prlu lakukan. Anak an bu harus rbasa mncuc angan mnggunakan sabun an ar yang mngalr. Prlaku buang ar bsar smbarangan harus hlangkan. Pncgahan nfks juga lakukan ngan mmbawa anak k mpa munsas. Tmpa yang aang aalah faslas yang sakan olh pmrnah. Imunsas n brujuan unuk mnngkakan ssm kkbalan ubuh anak an mncgah rjanya kaaan fsk anak juga mrupakan nakan pncgahan ngks. Orang ua haru mngck ubuh anak kka mnaang faslas kshaan yang sakan olh pmrnah. Paa saa anak brusa 6-9 bulan, lakukan pngckan lngkar lngan aas. Pngckan n apa mnnukan kons gz anak. Prkmbangan anak juga prlu prksa. Tana-ana prkmbangan anak yang bak aalahbala harus suah apa mmbalkkan baan paa usa 3 bulan,bala suah apa ngkurap paa usa 4 bulan,bala suah apa uuk paa usa 8 bulan,bala suah apa brr paa usa 9 bulan,bala suah apa brjalan paa usa 1 ahun,bala suah apa mngucapkan bbrapa kaa usa 2 harus prksakan k okr apabla rja krlambaan paa ahap-ahap prkmbangan anak ngan panangan yang mnyaakan bahwa ngks akbakan karna kkurangan gz, sbuah su yang lakukan Bal an Tmor Bara an rbkan Amrcan Journal of Human Bology paa ahun 2021 mnympulkan bahwaTngks srng ama ak hanya paa orang mskn, ap juga paa sraa sosal yang makmur an brgz bak slama ahun rakhr. Hanya alam sjarah baru-baru n, an hanya alam bbrapa masyaraka morn yang mokras, ngg baan lah mnngka mlampau raa-raa knggan hsors yang brahan lama. Dlha ar prspkf volus, an mmprmbangkan plassas aapf an fk masyaraka paa prumbuhan, prumbuhan kompf, an pnysuaan prumbuhan srags, ngks ampaknya aalah kons alam ngg manusa. Apa saja asupan an kbuuhan gz bag rmaja? Aapun 5 jns makan yang prlu konsums rmaja yau Karbohra yang mrupakan sumbr naga, pron yang mrupakan za pmbangun, sayur sumbr za pngaur, buah sumbr za pngaur an gula garam sra lmak yang mrupakan za ambahan an konsumsnya baas prharnya," ura Yuna. Sbukan jns gz apa yang buuhkan anak alam jumlah banyak? 9 Za Gz yang Harus Dasup Anak agar Tumbuh Kmbangnya Opmal. Jakara - Agar umbuh kmbangnya opmal, anak mmbuuhkan asupan gz yang bragam. Mula ar pron, karbohra, hngga brbaga vamn. ... . Pron. ... . Karbohra. ... . Lmak. ... . Kalsum. ... . Za Bs. ... . Fola. ... . Sra.. Bagamana kbuuhan gz smbang bag anak rmaja? Dalam shar, kbuuhan gz anak usa skolah an rmaja harus apakan ssua anjuran. Rmaja pur mmbuuhkan skar sampa ngan kalor pr harnya, smnara u rmaja pura mmbuuhkan skar sampa ngan kalor pr har. Brapakah kbuuhan kalor pr har rmaja usa 16 18 ahun? Usa 16 – 18 ahun 2125 Kkal. Usa 19 – 29 ahun 2250 Kkal. Usa 30 – 49 ahun 2150 Kkal. Usa 50 – 64 ahun 1900 Kkal.
AkibatKekurangan Gizi. Banyak yang bisa diakibatkan karena kekurangan nutrisi. Akibat tersebut sangat fatal bagi ibu hamil dan juga janin yang ada di dalam kandungannya. Akibat dari kekurangan nutrisi adalah sebagai berikut ini : Malnutrisi; Malnutrisi adalah penyakit kekurangan gizi yang bisa terjadi pada janin dan juga ibu hamil.
Seorang pekerja kasar kuli memerlukan karbohodrat lebih besar dibanding seorang pelajar. asupan gizi paling besar yang diperlukan seorang pelajar yaitu... a. karbohidratb. proteinc. vitamind. lemak​ jadi jawaban yang benar a atau c?? Iklan Iklan c. vitamin.... alasannya pelajar memerlukan pemikiran dan kecerdasan yg di lakukan oleh otak. smoga membantu kaka koq gw malah mau yang protein Iklan Iklan Jawabannya adalah karbohidrat adalah asupan paling utama dari berbagai asupan lainnya Iklan Iklan

Mengonsumsimakanan bergizi tinggi secara berkesinambungan diperlukan untuk mendukung aktivitas harianmu.

Jika tubuh kekurangan zat besi, tubuh akan semakin rentan mengalami anemia. Sementara itu, anemia dan kekurangan zat besi sangat berkaitan erat dengan penurunan kapasitas tubuh dan sistem kekebalan tubuh. Jika Anda sedang merencanakan kehamilan, lebih baik untuk mencukupi asupan nutrisi ini sebelum hamil, sehingga Anda tidak mengalami anemia. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan berbagai komplikasi pada janin, seperti malnutrisi pada janin dan mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Banyak wanita memiliki kadar zat besi dalam darah yang rendah sebelum hamil karena darah selalu hilang saat menstruasi dan diperburuk dengan asupan makanan sumber zat besi yang rendah. Oleh karena itu, Anda yang sedang merencanakan kehamilan sebaiknya memperbaiki kadar zat besi dalam tubuh Anda untuk mencegah anemia saat kehamilan. Memiliki cadangan zat besi yang cukup sebelum hamil membantu tubuh ibu mempersiapkan kebutuhan zat besi yang diperlukan janin selama kehamilan. Makanan yang menjadi sumber zat besi, antara lain daging merah, daging ayam, ikan, telur, kacang-kacangan, gandum, dan sayuran berdaun hijau, seperti bayam, brokoli, kale, lobak hijau, sawi hijau, dan sebagainya. Untuk membantu tubuh menyerap zat besi dari makanan, sebaiknya Anda memakan makanan yang mengandung vitamin C dan zat besi pada waktu yang sama. Hindari minum minuman berkafein saat Anda makan makanan yang mengandung zat besi. Minuman berkafein, seperti teh dan kopi, dapat mengganggu penyerapan zat besi oleh tubuh sehingga zat besi diserap tubuh dalam jumlah yang lebih sedikit. 3. Kalsium Kalsium dikenal sebagai gizi yang baik untuk kesehatan gigi dan tulang, tapi kalsium ternyata menjadi salah satu nutrisi yang sebaiknya dipenuhi sejak sebelum hamil. Kalsium dapat membantu sistem reproduksi Anda bekerja lebih baik. Bahkan, kalsium mungkin dapat membantu sebagai cara cepat hamil. Manfaat nutrisi yang Anda konsumsi sebelum hamil ini adalah untuk pertumbuhan gigi dan tulang bayi saat Anda hamil nanti. Jika tubuh Anda kekurangan nutrisi yang satu ini untuk Anda dan bayi, tubuh akan memberikan kalsium dari tulang Anda untuk membantu pertumbuhan janin. Hal ini dapat meningkatkan risiko Anda mengalami osteoporosis pada masa depan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mempunyai kadar nutrisi yang cukup dalam tubuh sebelum hamil. Rekomendasi asupan kalsium untuk wanita adalah 1000 miligram per hari, setara dengan tiga gelas susu atau produk susu lainnya. Kalsium dapat ditemukan dalam susu, yogurt, keju, salmon, sarden, dan nasi. 4. Yodium Yodium juga termasuk salah satu nutrisi atau zat gizi yang sebaiknya sebelum dan selama hamil. Pasalnya, yodium dibutuhkan saat hamil untuk membantu perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Kekurangan yodium saat hamil menimbulkan banyak risiko bagi bayi, seperti kerusakan otak dan cacat mental. Di samping itu, kekurangan yodium dapat meningkatkan risiko keguguran, lahir prematur, dan kematian lahir. Asupan yodium yang cukup sebelum dan saat hamil dapat mencegah hal yang tidak diinginkan tersebut. Oleh karena itu, sebelum hamil sebaiknya Anda memenuhi kebutuhan tubuh Anda akan nutrisi ini. Sebelum hamil, wanita direkomendasikan untuk mengonsumsi asupan yodium sebesar 150 mcg per hari. Sumber makanan yang mengandung yodium adalah produk susu, telur, seafood terutama yang berasal dari laut atau air asin. 5. Asam lemak omega-3 Nutrisi lain yang sebaiknya dipenuhi oleh seorang wanita sebelum hamil adalah asam lemak omega-3. Wanita membutuhkan banyak asam lemak omega-3 saat hamil. Asam lemak omega-3 ditransfer dari ibu ke janin melalui plasenta untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin. Asam lemak omega-3 dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf pusat, otak, dan retina pada janin. Asupan asam lemak omega-3 yang mencukupi ketika hamil berhubungan dengan perkembangan bayi setelah lahir. Selain itu, menurut sebuah penelitian yang dimuat pada jurnal European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, nutrisi ini dapat membantu mengurangi kemungkinan kelahiran prematur hingga 58 persen. Dengan begitu, tak heran jika Anda disarankan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ini sebelum Anda hamil. Sumber asam lemak omega-3 yang paling baik adalah ikan dan minyak ikan. Namun, hindari ikan dengan kandungan merkuri yang tinggi, seperti ikan hiu, ikan todak, dan ikan marlin. Kandungan merkuri tinggi pada ikan dapat membahayakan sistem saraf pada janin. Faktor lain yang harus diperhatikan sebelum hamil Tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi ata gizi sebelum hamil, ada beberapa faktor lain yang juga sebaiknya menjadi perhatian Anda sebelum Anda memutuskan untuk memulai program hamil. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut. Memiliki indeks massa tubuh IMT yang normal Apakah Anda memiliki indeks massa tubuh IMT yang normal? Jika tidak, Anda perlu hati-hati karena memiliki IMT yang kurang dari normal maupun melebihi normal akan berdampak buruk bagi kesehatan janin. Ini merupakan salah satu faktor yang harus Anda perhatikan selain memenuhi kebutuhan nutrisi sebelum hamil. Perempuan yang pendek dan memiliki indeks massa tubuh yang kurang 30 kg/m2 atau mengalami obesitas, dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang besar dan berisiko mengalami obesitas pada usia anak dan berbagai penyakit degeneratif ketika dewasa. Perhatikan usia sebelum hamil Selain memerhatikan nutrisi yang harus Anda penuhi sebelum hamil, usia menjadi salah satu faktor yang juga cukup penting dalam kehamilan. Perlu diperhatikan usia ketika merencanakan kehamilan. Usia kehamilan yang terlalu dini seperti usia remaja, dapat menyebabkan janin dan ibu saling berkompetisi dalam mendapatkan makanan, karena masing-masing mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Anak yang lahir dari ibu yang masih remaja memiliki berat badan 200 gram lebih rendah dibandingkan dengan anak yang lahir dari ibu yang sudah dewasa. Kehamilan pada usia dini berisiko meningkatkan kejadian gizi kurang pada anak, sebesar 40%. Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun juga ternyata memiliki risiko mengalami komplikasi ketika kehamilan. Berbagai risiko komplikasi yang timbul jika Anda hamil ketika usia lebih dari 35 tahun adalah, mengalami diabetes gestasional, yaitu diabetes yang muncul pada masa kehamilan, tekanan darah tinggi, anak berisiko mengalami down syndrome, lahir prematur, dan keguguran.
ViewLatar A0311 810131 at Hasanuddin University. Latar belakang Pengertian gizi adalah segala asupan yang diperlukan agar tubuh menjadi sehat. Gizi diperoleh dari asupan makanan Inilah asupan gizi paling besar yang diperlukan seorang pelajar dan ulasan lain yang masih berkaitan dengan topik asupan gizi paling besar yang diperlukan seorang pelajar untuk yang mencari tahu tentang asupan gizi paling besar yang diperlukan seorang pelajar bisa membaca artikel berikut ini dengan seksama. Semoga bermanfaat.…gizi yang diperlukan anak agar anak terhindar dari kekurangan gizi. Selain harus mengerti mengenai gizi yang baik itu seperi apa, orang tua harus mengerti tentang bagaimana gejala jika anak kurang……dan membantu asupan gizi yang tinggi bagi pertumbuhan janin yang sehat selama dalam kandungan. Bayi Membantu perkembangan otak bayi, karena setiap harinya otak terus berkembang sampai dengan usia 5……antara ketiga faktor tersebut yang berperan lebih besar. Faktor genetik merupakan potensi dasar dalam perkembangan kecerdasan tetapi faktor ini bukan yang terpenting. Faktor gizi. Ternyata faktor gizi juga berpengaruh sangat……adalah melalui pola asuh makan. Kesehatan bayi sangat ditunjang dari makanan yang menjadi asupan bagi bayi. Oleh karena itu, setiap ibu hendaklah memperhatikan makanan yang menjadi sumber nutrisi bayi. Salah……wanita yang memiliki mutasi gen homozigot tersebut mengalami invasi trofoblas abnormal. Kelebihan atau Kekurangan Gizi Selama ini kelebihan atau kekurangan gizi telah disalahkan sebagai penyebab eklampsia selama bertahun-tahun. Saat itu,……dengan pola hidup sehat, menjaga kebersihan tubuh, dan menjaga sanitasi lingkungan. Selain itu asupan nutrisi untuk bayi juga perlu diperhatikan seorang ibu, karena bayi kurang gizi sangat rentan terkena cacingan….Periode masa kehamilan merupakan masa penting di mana seorang wanita atau calon ibu bisa memberikan gizi yang terbaik bagi janinnya. Maka dari itu, seorang wanita hamil dituntut untuk mengkonsumsi makanan……kehamilan, tentunya kebutuhan nutrisi ibu hamil meningkat dan berbeda dengan keadaan normal. Karena sang calon bayi pun banyak membutuhkan akan asupan nutrisi dan gizi untuk pertumbuhan dalam kandungannya. Agar sang……kondisi fisik ibu hamil tidak prima, maka proses melahirkan akan menjadikan sebuah proses yang melelahkan dan menyakitkan. Guna membentuk kondisi ibu hamil yang prima saat melahirkan, adalah diperlukannya asupan energi…Banyak hal yang mempengaruhi kesehatan bayi. Selain konsumsi makanan dan minuman yang penuh nutrisi yang baik akan perkembangan gizi, istirahat, dan cukup mendapatkan kasih sayang, bayi juga membutuhkan imunisasi yang……terhadap penyakit yang melemahkan seperti penyakit Alzheimer, beberapa jenis kanker serta stroke. Kurang asupan asam folat dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, seperti ulserasi dalam peradangan, tukak lambung dan diare kronis….…Sufor di berikan secara tepat, mulai dari takaran tidak terlalu encer atau pekat, jumlah sesuai kebutuhan sehingga anak tidak kegemukan atau kekurangan gizi, hingga teknis kombinasinya dengan makanan lain jangan…Piramida makanan merupakan perencanaan pola makan dengan gizi seimbang yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Prinsip penyajian makanan berdasarkan piramida makanan memenuhi beberapa prinsip, yaitu gizi seimbang sesuai dengan umur, aktifitas,……Lahir Mati Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikkan berat badan selama hamil….…dari pengikatan dan pengantaran oksigen melalui hemoglobin di dalam sel-sel darah merah, untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mh/hari terutama… Gizikerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh pekerja untuk memenuhi from ACCOUNTING AUDITING at Universitas Gadjah Mada
Latar Belakang.Status gizi merupakan keadaan seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis dalam diri seseorang. Pertumbuhan pada usia anak yang relatif terjadi dengan kecepatan yang sama, secara mendadak meningkat saat memasuki usia remaja. Peningkatan pertumbuhan mendadak ini disertai dengan perubahan-perubahan hormonal, kognitif dan emosional. Semua perubahan ini membutuhkan zat gizi secara khusus. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi dengan status gizi mahasiswa Program Studi Gizi semester 3 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah responden penelitian ini adalah 40 orang. Pengambilan data asupan makan menggunakan metode recall 24 jam selama 3 hari berturut-turut. Penentuan status gizi diperoleh dari parameter IMT Indeks Massa Tubuh dari pengukuran berat badan dalam kg dibagi dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Uji statistik yang digunakan adalah Pearson Product Moment. Hasil Hasil uji statistik menunjukan tidak ada hubungan asupan energi dengan status gizi P = 0,227, tidak ada hubungan asupan protein dengan status gizi P = 0,162, tidak ada hubungan asupan lemak dengan status gizi P = dan tidak ada hubungan asupan karbohidrat dengan status gizi P = Kesimpulan Tidak ada hubungan asupan zat gizi energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan status gizi mahasiswa gizi semester 3 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Kata Kunci Asupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Status Gizi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 49 HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA GIZI SEMESTER 3 STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA THE CORRELATION OF NUTRIENT INTAKE WITH NUTRITIONAL STATUS OF STUDENTS IN NUTRITIONAL PROGRAM 3RD SEMESTER OF STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Tuti Rahmawati Prodi S1 Gizi, STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta email tutirahmawati97 Abstrak Status gizi merupakan keadaan seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis dalam diri seseorang. Pertumbuhan pada usia anak yang relatif terjadi dengan kecepatan yang sama, secara mendadak meningkat saat memasuki usia remaja. Peningkatan pertumbuhan mendadak ini disertai dengan perubahan-perubahan hormonal, kognitif dan emosional. Semua perubahan ini membutuh-kan zat gizi secara ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi dengan status gizi mahasiswa Program Studi Gizi semester 3 STIKES PKU Muhammadiyah penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah responden penelitian ini adalah 40 orang. Pengambilan data asupan makan menggunakan metode recall 24 jam selama 3 hari berturut-turut. Penentuan status gizi diperoleh dari parameter IMT Indeks Massa Tubuh dari pengukuran berat badan dalam kg dibagi dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Uji statistik yang digunakan adalah Pearson Product Moment. Hasil uji statistik menunjukan tidak ada hubungan asupan energi dengan status gizi P = 0,227, tidak ada hubungan asupan protein dengan status gizi P = 0,162, tidak ada hubungan asupan lemak dengan status gizi P = dan tidak ada hubungan asupan karbo-hidrat dengan status gizi P = Tidak ada hubungan asupan zat gizi energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan status gizi mahasiswa gizi semester 3 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Kata Kunci Asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, status gizi. Abstract Nutritional status is a condition of a person caused by consumption, absorption and use of food nutrients. Adolescence is a time of drastic changes in a person. Growth at a relatively young age accurs at the same speed, a sudden increase when entering adolescence. All of these changes require special nutrients. This study aims to know the correlation of nutrient intake with nutritional status of students in nutritional program 3rd semester of STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. This research used observational research design with cross sectional research design. The number of research sample was 40 samples. The data of food intake used a 24-hour recall method for 3 consecutive days. The determination of nutrition status used BMI Body Mass Index of measure-ments of body weight in kilograms divided by height in meters squared. The statistical test used Pearson Product Moments. The result of statistical test shows that there is no correlation of energy intake with nutritional status P = , no correlation of protein intake with nutritional status P = , no correlation of fat intake with nutritional status P = , no correlation of carbohydrat intake with nutritional status P = There is no no correlation of nutrient intake with nutritional status of students in nutritional program 3rd semester of STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Keywords Energy intake, protein, fat, carbohydrate, nutritional status. PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 50 PENDAHULUAN Gizi merupakan salah satu faktor utama penentu kualitas hidup dan sumber daya manusia. Penentu zat gizi yang baik terdapat pada jenis pangan yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Baliwati dkk, 2010. Zat gizi adalah bahan kimia yang terdapat dalam bahan pangan yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh Almatsier dkk, 2010. Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan. Status gizi seseorang tersebut dapat diukur dan dinilai untuk mengetahui apakah status gizinya tergolong normal atau tidak normal Almatsier dkk, 2011. Status gizi baik apabila tubuh memperoleh zat-zat gizi yang seimbang dalam jumlah yang cukup. Status gizi kurang apabila terjadi kekurangan karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Status gizi lebih jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. Asupan energi yang ber-lebihan dapat menimbulkan overweigth dan obesitas Nilsapril, 2008. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada remaja merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan oleh setiap orang secara ber-kesinambungan Astarwan, 2008. Remaja merupakan salah satu periode dalam kehidupan antara pubertas dan maturitas penuh 10-21 tahun, juga suatu proses pematangan fisik dan perkembangan dari anak-anak sampai dewasa. Perkembangan remaja dibagi menjadi tiga periode, yaitu periode remaja awal 10-14 tahun, renaja pertengahan 15-17 tahun, dan remaja akhir 18-21 tahun. Mahasiswa dapat dikatakan sebagai remaja dengan kisaran usia antara 17-22 tahun Indrawigata, 2009. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis dalam diri seseorang. Pertum-buhan pada usia anak yang relatif terjadi dengan kecepatan yang sama, secara mendadak mening-kat saat memasuki usia remaja. Peningkatan pertumbuhan mendadak ini disertai dengan perubahan-perubahan hormonal, kognitif dan emosional. Semua perubahan ini membutuhkan zat gizi secara khusus. Usia remaja merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab. Pertama, remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan remaja mempengaruhi baik asupan maupun kebutuhan gizinya. Ketiga, remaja mempunyai kebutuhan gizi yang khusus, yaitu remaja yang aktif dalam kegiatan olahraga, menderita penyakit kronis, sedang hamil, melakukan diet secara berlebihan, pecandu alcohol atau obat terlarang Almatsier dkk, 2011. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 tentang status gizi penduduk usia remaja oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 8,9 % penduduk Indonesia usia 16-18 tahun mengalami gizi akut kurus, 31,2 % mengalami gizi kronis pendek, dan 1,4% mengalami gizi lebih kegemukan. Sedangkan Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi remaja 16-18 tahun remaja kurus relatif sama tahun 2007 dan 2013, dan prevalensi sangat kurus naik 0,4%. Sebaliknya prevalensi gemuk naik dari 1,4% 2007 menjadi 7,3 persen2013. Prevalensi penduduk umur > 18 tahun kurus 8,7%, berat badan lebih 13,5% dan obesitas 15,4%. Asupan zat gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ketidakseimbangan antara kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi baik dan gizi lebih maupun gizi kurang Soetjiningsih, 2007. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan asupan zat gizi dengan status gizi pada mahasiswa Program Studi Gizi angkatan 2015 STIKES PKU Muham-madiyah Surakarta. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian des-kriftif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 Gizi tingkat 2 angkatan 2015 dan sampel ditentukan secara total sampling responden sejumlah 40 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa S1 Gizi tingkat 2 angka-tan 2016, bersedia diwawancara dan bersedia diukur berat badan dan tinggi badan. Jenis data adalah data primer, cara pengumpulan data dengan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner untuk data identitas dan form food recall untuk data asupan zat gizi. Untuk data status gizi diukur dengan menimbang berat badan menggunakan timbangan digital dengan kete- PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 51 litian kg dan mengukur tinggi badan meng-gunakan microtoa dengan ketelitian cm. Pengolahan dan analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat mengunakan uji Pearson Product moment untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi dengan status gizi. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Responden penelitian ini adalah mahasiswa Prodi S1 Gizi semester 3 sebanyak 40 orang dan rata-rata umur responden 19 tahun dengan umur minimal 18 tahun dan umur maksimal 22 tahun. Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sampel terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 orang sedang-kan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3 orang Prodi S1 Gizi rata-rata didominasi oleh mahasiswa berjenis kelamin perempuan. Analisis Univariat a. Asupan Zat Gizi Asupan zat gizi diperoleh dari hasil wawancara asupan makan menggunakan Food Recall. Yang selanjutnya data tersebut diolah menggunakan Nutrisurvey untuk menganalisa jumlah asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Distribusi asupan zat gizi responden dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 2. Distribusi Asupan Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat Responden Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat 32 responden 80% memiliki asupan energi kurang, 8 responden 20% memiliki asupan energi baik dan tidak ada responden yang memiliki asupan energi lebih. Asupan energi responden dikategori-kan baik jika asupan energi sebesar 90-110% dari total kebutuhan berdasarkan AKG untuk remaja usia 19-29 tahun pada laki-laki dan perempuan. Ditemukan rata-rata asupan energi responden sebanyak 1447,92 kkal. Angka ini tergolong kurang bila dibandingkan dengan angka kecu-kupan energi menurut Departemen Kesehatan Tahun 2013 untuk kelompok umur 19-29 tahun yaitu 2250 kkal untuk perempuan dan 2725 kkal untuk laki-laki. Sejalan dengan penelitian Amelia 2013 yang meneliti asupan energi pada remaja putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makasar menunjukkan tingkat kecukupan energi pada remaja putri sebagian besar 87% memiliki asupan energi kurang dan hanya 13% saja yang memiliki asupan energi cukup. Penelitian Sopacoly 2012 ditemukan hasil penelitian terhadap 62 responden diperoleh rata-rata asupan energi mahasiswa laki-laki angkatan 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado sebesar 1690 kkal. Paling banyak responden memiliki asupan energi kurang yaitu 54 orang sedangkan asupan energi cukup sebanyak 6 orang Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa responden dengan asupan protein kurang sebanyak 19 responden yang memiliki asupan protein lebih sebanyak 13 responden dan yang memiliki asupan protein baik sebanyak 8 responden 20%. Asupan protein responden dikategorikan baik jika asupan protein sebesar 90-110% dari total kebutuhan ber-dasarkan AKG untuk remaja usia 19-29 tahun pada laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil recall 24 jam ditemukan rata-rata asupan protein responden sebanyak g. Bila dibandingkan dengan angka kecukupan protein menurut Departemen Kesehatan Tahun 2015 untuk kelompok umur 19-29 tahun yaitu 56 g untuk perempuan dan 62 g untuk laki-laki, rata-rata asupan protein responden termasuk kurang. Berdasarkan hasil recall menunjukkan responden dengan asupan lemak kurang sebanyak 22 responden 55%, yang memiliki asupan lemak baik sebanyak 10 responden 25% dan asupan lemak lebih sebanyak 8 responden 20%. Asupan lemak responden dikategorikan baik jika asupan protein sebesar 90-110% dari total kebutuhan berdasarkan AKG untuk remaja usia PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 52 19-29 tahun pada laki-laki dan perempuan. Ditemukan rata-rata asupan lemak responden sebesar g. Angka ini termasuk kurang bila dibandingkan dengan angka kecukupan lemak menurut Departemen Kesehatan Tahun 2013 untuk kelompok umur 19-29 tahun yaitu 55 g untuk perempuan dan laki-laki. Asupan karbo-hidrat responden berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki asupan karbohidrat kurang sebanyak 25 respon-den yang memiliki asupan karbohidrat baik sebanyak 14 responden 35% dan yang memiliki asupan karbohidrat kurang sebanyak 1 responden Asupan karbohirat responden dikategorikan baik jika asupan protein sebesar 90-110% dari total kebutuhan berdasarkan AKG untuk remaja usia 19-29 tahun pada laki-laki dan perempuan Berdasarkan hasil recall 24 jam ditemukan rata-rata asupan karbohidrat responden sebanyak g. Bila dibandingkan dengan angka kecukupan karbohidrat menurut Departemen Kesehatan Tahun 2013 untuk kelompok umur 19-29 tahun yaitu 309 g untuk perempuan dan 375 g untuk laki-laki, rata-rata asupan karbohidrat responden termasuk kurang. Asupan zat gizi merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan yang dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas sehingga mampu berperan secara optimal dalam pembangunan Riyadi, 2001. Asupan energi pada remaja perempuan usia 19-29 tahun pada tahap perkembangan pasca pubertas berhubungan dengan tingkat perkembangan fisiologis, bukan dengan usia. Kebutuhan lemak pada remaja dihitung sekitar 37% dari asupan total energi, baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Remaja sering mengkonsumsi lemak yang berlebih sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah gizi. Cara yang dipergunakan untuk mengurangi diet berlemak adalah memanfaatkan aneka buah dan sayur serta produk padi-padian dan sereal, juga dengan memilih produk makanan rendah lemak Cakrawati, dkk, 2011. b. Status Gizi Hasil pengukuran IMT yang diperoleh dari hasil pengukuran tinggi badan TB dan penimbangan berat badan BB. Rata-rata tinggi badan responden adalah cm dengan tinggi badan minimal 144 cm dan tinggi badan maksimal 178 cm. Rata-rata berat badan responden adalah kg dengan berat badan minimal 39 kg dan berat badan maksimal 90 kg. Data status gizi responden pada tabel berikut Tabel 3. Distribusi Status Gizi Responden Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi normal sebanyak 21 responden yang memiliki status gizi underweight sebanyak 7 responden sebanyak 9 responden memiliki status overweight dan yang memiliki status gizi obesitas sebanyak 3 responden Status gizi baik atau normal pada usia remaja sangat diperlukan terutama remaja putri agar di masa kehamilannya nanti sehat dan pertambahan berat badannya adekuat Fanny dkk, 2010. Indeks Massa Tubuh merupakan metode yang digunakan dalam penentuan status gizi seseorang. Pada remaja, penentuan ini berdasarkan penghitungan Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Indeks BMI yang kemudian di cocokkan dengan grafik pertum-buhan sesuai dengan usia dan jenis kelamin Sumardillah dkk, 2010. Faktor yang mem-pengaruhi secara langsung adalah asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga factor yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan dan lingkungan kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan Supariasa, dkk, 2002. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fanny dkk 2010 di SMU PGRI Maros yang menunjukkan bahwa dari 113 responden, terdapat yang status gizinya tergolong normal. Pada dasarnya status gizi seseorang ditentukan berdasarkan konsumsi gizi dan kemampuan tubuh dalam menggunakan zat-zat gizi tersebut. Status gizi normal menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas makanan yang telah memenuhi kebutuhan tubuh. Seseorang yang memiliki status gizi kurang atau berada dibawah ukuran berat badan normal memiliki resiko terhadap penyakit ianfeksi, sedangkan seseorang PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 53 yang berada di atas ukuran berat badan normal memiliki resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu diharapkan lebih memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Sebaiknya memilih jenis makanan yang sehat dan bergizi sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Analisis Bivariat a. Asupan Energi danStatus Gizi Hasil penelitian menunjukkan, responden yang memiliki status gizi normal tetapi asupan energinya kurang sebanyak 17 orang lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan yang status gizinya normal tetapi asupan energinya baik sebanyak 4 orang 10%. Demi-kian juga pada responden yang memiliki status gizi underweight tetapi asupan energinya kurang 10% jumlahnya lebih banyak daripada yang memiliki status gizi underweight tetapi asupan energinya baik Responden dengan asupan makan kurang tetapi memiliki status gizi overweight sebanyak 9 orang sedangkan responden yang memiliki status gizi obesitas tetapi asupan energinya kurang 5% jumlahnya lebih lebih banyak daripada yang memiliki status gizi obesitas tetapi asupan energinya baik Distribusi responden menurut asupan energi dan status gizi dan analisa uji statistik dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Asupan Energi dan Status Gizi Ditemukannya responden dengan status gizi underweight tetapi asupan energinya baik disebabkan karena asupan energi yang tidak seimbang dengan olahraga atau aktifitas yang baik. Sedangkan ditemukannya responden dengan status gizi normal tetapi asupannya kurang disebabkan karena keadaan status gizi saat ini merupakan refleksi asupan energi secara keseluruhan yang berasal dari pangan sumber karbohidrat, lemak dan protein. Berdasarkan hasil uji statistik mengguna-kan Pearson Product Moment diperoleh nilai p = dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi. Tidak terdapatnya hubungan antara asupan energi dan status gizi disebabkan karena saat recall, responden lupa apa saja yang sudah dikonsumsi. Sehingga jumlah asupan hasil peritungan tidak menunjukkan kesesuaian dengan status gizi responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berada pada keadaan gizi baik saat ini mempunyai resiko untuk mengalami penurunan status gizi menuju gizi kurang bila tidak diperhatikan konsumsi makanan mereka. Menurut Almatsier 2001, kekurangan energi akan menyebabkan tubuh mengalami keseim-bangan negatif. Akibatnya berat badan kurang dari berat seharusnya dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yuliansyah 2007, yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara kecukupan asupan energi dengan status gizi remaja putri SMU Negeri Toho Pontianak. Sejalan juga dengan hasil penelitian Sopacoly 2012 yang menyatakan tidak ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi IMT pada mahasiswa pria angkatan 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Berdasarkan hasil penelitian dari data food recall 24 jam, sebagian besar responden memiliki asupan energi yang kurang namun bila dibandingkan dengan status gizi, lebih banyak responden yang memiliki status gizi normal. Hal ini dapat menunjukkan bahwa seseorang dengan PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 54 status gizi normal belum tentu mengkonsumsi energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya per hari. Sedangkan pada responden yang mempunyai asupan energi tinggi dapat meningkatkan resiko mengalami gizi lebih. Hal ini disebabkan sisa energi yang tidak dikeluarkan tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak Almatsier, 2001. b. Asupan Protein dan Status Gizi Distribusi responden menurut asupan protein dan status gizi dan analisa uji statistik dapat dilihat pada tabel 5 berikut Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Asupan Protein dan Status Gizi Hasil penelitian menunjukkan responden dengan status gizi normal persentase terbesar terdapat pada responden yang asupan protein lebih yaitu 8 orang 20%, responden dengan status gizi underweight tetapi asupan protein lebih memiliki persentase lebih besar dibandingkan dengan yang asupan proteinnya baik dan kurang. Persentase terbesar adalah responden yang memiliki status gizi overweigth tetapi asupan protein kurang yaitu 9 orang Dilihat dari karakteristik tinggi badan, rata-rata tinggi badan responden termasuk dalam kategori pendek jika dibandingkan dengan dengan rata-rata tinggi badan anak Indonesia yang terdapat dalam tabel AKG. Hal ini menunjukkan keadaan gizi masa lalu yang tidak baik, karena menurut Waryana 2010, seseorang yang tergolong pendek tidak sesuai umur kemungkinan keadaan gizi masa lalu tidak baik. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Pearson Product Moment diperoleh nilai p = dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi. Belum diketahui secara pasti factor yang menyebabkan tidak terdapat hubungan asupan protein dengan status gizi, tetapi menurut Soekirman 2000 menyebutkan status gizi adalah keadaan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Sedangkan menurut Almatsier 2001, bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yuliansyah 2007 yang menyatakan tidak ada hubungan antara asupan protein dengan status gizi remaja putri SMU Negeri Toho Pontianak P = dengan nilai odds ratio OR = yang artinya bahwa pada asupan protein yang kurang mempunyai resiko terjadinya gizi kurus kali lebih besar dibandingkan dengan asupan proteinnya baik. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Klau, dkk 2013 yang menyatakan tidak ada hubungan asupan protein dengan status gizi pelajar di SMPN 1 KOKAP Kulon Progo Yogyakarta. c. Asupan Lemak dan Status Gizi Distribusi responden menurut asupan lemak dan status gizi dan analisa uji statistik dapat dilihat pada tabel 6 berikut PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 55 Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Asupan Lemak dan Status Gizi Berdasarkan tabel 6 diperoleh hasil pene-litian yang menunjukkan bahwa responden yang memiliki status gizi normal tetapi memiliki asupan lemak baik 20% jumlahnya sama dengan responden yang memiliki asupan protein kurang 20%. Sedangkan responden yang memiliki status gizi underweight tetapi asupan protein kurang 10% jumlahnya lebih banyak daripada yang asupan proteinnya baik Persentase terbesar juga ditunjukkan pada responden yang memiliki status gizi overweigth tetapi asupan protein kurang 20%. Sedangkan responden yang memiliki status gizi normal tetapi asupan lemak cenderung lebih sebanyak 5 orang Pada responden yang memiliki status gizi obesitas tetapi asupan lemaknya cenderung kurang sebesar 5% 2 orang. Hal ini disebabkan seperti halnya pada asupan energi, status gizi merupakan refleksi asupan secara keseluruhan yang berasal dari pangan sumber energi, protein dan karbohidrat. Hal ini juga disebabkan karena responden hanya mengonsumsi bahan makanan yang mengandung sedikit lemak, seperti sayuran yang ditumis, tahu goreng, ikan goreng dan telur goreng. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Pearson Product Moment diperoleh nilai p = dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan lemak dengan status gizi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuliansyah 2007 yang menunjukkan tidak ada hubungan antara proporsi energi yang berasal dari lemak dengan status gizi. Obesitas bukan hanya disebabkan oleh kontribusi lemak terhadap total energi saja tetapi dari supan lain seperti karbohidrat dan protein. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Klau, dkk 2013 yang menyatakan tidak ada hubungan antara asupan lemak dengan status gizi P = Penelitian berbeda dengan penelitian Muchlisa, dkk 2013 yang menyatakan ada hubungan antara asupan lemak dengan status gizi remaja putri di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makasar dengan nilai P = d. Asupan Karbohidrat dan Status Gizi Distribusi responden menurut asupan karbohidrat dan status gizi dan analisa uji statistik dapat dilihat pada tabel 7 berikut Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Asupan Karbohidrat dan Status Gizi PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 56 Hasil penelitian menunjukkan bahwa res-ponden yang memiliki status gizi normal tetapi memiliki asupan karbohidrat kurang 30% jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan yang asupan karbohidratnya baik 20%. Sedangkan responden yang memiliki status gizi overweight tetapi asupan karbohidratnya kurang 20% lebih besar jumlahnya daripada yang asupan karbohidratnya baik Responden dengan status gizi obesitas tetapi asupan karbohidratnya cenderung baik 5%. Persentase terbesar juga terjadi pada responden yang memiliki status gizi overweigth tetapi asupan karbohidratnya kurang sebesar 20%. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Pearson Product Moment diperoleh nilai p = dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan karbohidrat dengan status gizi. Hal ini disebabkan seperti halnya pada asupan energi, status gizi merupakan refleksi asupan secara keseluruhan yang berasal dari pangan sumber energi, protein dan karbohidrat. Secara alami komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelemahan. Beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral sehingga apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beraneka ragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup dan produktif. Dengan kata lain, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam makanan. Pemenuhan gizi seimbang bukanlah hal mudah bagi mahasiswa, karena kesibukan dengan berbagai tugas dan kegiatan. Padahal kebutuhan gizi yang terpenuhi dengan baik akan membuat orang lebih memiliki perhatian dan kemampuan untuk belajar lebih mudah. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa harus memperhatikan asupan makan dari aspek jenis makanan yang dikonsumsi Hardiansyah, dkk, 2005. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Klau dkk 2013 yang menyatakan tidak ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan status gizi pelajar di SMPN 1 KOKAP Kulon Progo Yogyakarta. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa semester 3 angkatan 2015 Program Studi S1 Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta sebagian besar 80% memiliki asupan energi kurang, asupan protein kurang asupan lemak kurang 55% dan sebagian besar memiliki asupan karbohidrat kurang. Sebagian besar mahasiswa memiliki status gizi normal. Tidak ada hubungan antara asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan status gizi mahasiswa semester 3 angkatan 2015 Program Studi S1 Gizi. Disaran-kan perlu adanya penyuluhan tentang gizi seimbang pada remaja untuk meningkatkan asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Bagi responden diharapkan supaya memper-hatikan antropometri tubuhnya untuk mengetahui status gizi dan resiko kesehatannya. Perlu penelitian lebih lanjut tentang hubungan asupan zat gizi dengan status gizi dengan variable yang lebih lengkap. REFERENSI Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. Almatsier S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. Almatsier S, Soetardjo S, Soekarti M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. Amelia AR. 2013. Asupan Energi pada Remaja Santri Putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makasar Sulawesi Selatan. Skripsi. Makasar Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin. Astarwan. 2008. Lanjut Usia Yang Produktif. Jakarta Pustaka Ilmu. Baliwati, Yayuk F, dkk. 2010. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta Penebar Swadaya. Cakrawati, Dewi dkk. 2011. Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Bandung Alfabeta. Fanny Tingkat Asupan Zat Gizi dan Status Gizi Siswa SMU PGRI Kabupaten Maros Propinsi Sulsel. Skripsi. PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 57 Volume IX Edisi Januari-Juni. Hardiansyah, Briawan D. 2005. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Laporan Penelitian. Bogor Institut Pertanian Bogor. Indrawigata L. 2009. Hubungan Status Gizi, Aktifitas Fisik dan Asupan Gizi dengan Kebugaran Mahasiswi Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Skripsi. Jakarta Universitas Indonesia. Klau, Ciptorini, D., Styaningrum, 2013. Hubungan Asupan Energi Protein Lemak dan Karbohidrat Dengan Status Gizi Pelajar di SMPN 1 KOKAP Kulon Progo Yogyakarta. Program Studi S1 Ilmu Gizi. Universitas Respati Yogyakarta. Muchlisa., Citrakesumasari., Indriasari, R. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi pada Remaja Putri di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ha-sanuddin Makasar Tahun 2013. Jurnal MKMI. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin Makasar. Nilsapril NR. 2008. Hubungan Konsumsi Energi, Protein, dan Serat Terhadap Status Gizi Usia Lanjut di Sasana Tresna Werdha Budi Mulia. Jakarta Selatan Universitas Indonusa Esa Unggul. Riset Kesehatan Dasar. 2010. Laporan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Laporan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riyadi H. 2001. Metode Penilaian Status Gizi. Bogor Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta CV Agung Seto Sopacoly MG. 2012. Hubungan Asupan Energi dengan Status Gizi Mahasiswa Pria Angkatan 2011. Skripsi. Manado Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Sam Ratulangi. Sumardillah dkk. 2010. Hubungan Tingkat Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Siswa SMA di Bandar Lampung 2009. Jurnal Kesehatan Volume 1 No. 1 April 2010. Supariasa IDN, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta Buku Kedokteran EGC. Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta Pustaka Utama. Yuliansyah D. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Remaja Putri di Sekolah Menengah Umum Negeri Toho Kabupaten Pontianak. Skripsi. Yogyakarta Universitas Gadjah Mada. ... Persentase asupan lemak sebagai salah satu prediktor status gizi juga dilaporkan pada penelitian yang dilakukan di Makasar pada 89 siswa SMP dengan nilai p-value=Three burdens of malnutrition, namely undernutrition, overnutrition, and lack of macronutrients are problems faced by adolescents in Indonesia. Nutritional problems related to development and growth are often experienced by adolescents because the adolescent's body requires more energy and nutrients than children. Previous studies on nutritional intake and nutritional status in adolescents reported inconsistent results. This study aims to determine the relationship between nutritional intake and nutritional status in adolescent girls in Buleleng Bali. This study uses a cross-sectional analytic observational design conducted in two high schools in Buleleng Regency with 163 respondents. The instruments used in this study were a questionnaire, 2x24 hour food recall, weight measurement with a weight scale, height measurement with a mechanical meter, and the World Health Organization WHO AnthroPlus software to calculate the body mass index by age z-score. Spearman correlation test was performed for bivariate analysis and multiple linear regression for multivariate analysis. Bivariate analysis showed that the variables of fat intake p-value=Surakarta City is one of the cities in Central Java which is vulnerable to food insecurity events, especially transient food insecurity. This is because the city of Surakarta is a disaster-prone area from flooding, strong winds and landslides. This will have an impact on nutrition and food access for the people of Surakarta City when a disaster occurs. The role of the SKPG is very important in providing information for the Surakarta City government regarding the condition of food and nutrition, so that the response to food insecurity can be right on target. The SKPG is compiled by collecting data according to categories, which are then processed for policy making from the Surakarta City government. The quality of public food consumption in Surakarta City, Central Java is still far from ideal. This is indicated by the score of the Expected Food Pattern PPH which was still in the range of in 2016 which was even lower than 2014 which reached However, in 2019 PPH for Surakarta City was 94%, higher than the national target 92% based on SKPG annual report of Surakarta City 2019. Apart from the low level of public awareness, the economic condition of the residents can also be the cause of this low quality of food. The decreasing purchasing power of the people is directly proportional to their ability to meet the nutritional standards of the food they consume. The problem of low quality food consumption does not only occur in Central Java, but also nationally. The facts show that Indonesia is ranked the country with the worst food nutrition in the world. This is indicated by the still high number of children under five with weight and height not according to age, which is in the range of 37%, obesity is 12%, and thinness of 11%, this has the potential to lead to greater stunting cases. The occurrence of food and nutrition insecurity is generally caused by not meeting the amount of agricultural production to meet food needs in the region. SKPG is implemented as a measure to anticipate and overcome food insecurity in Surakarta. SKPG should be able to become a guideline so that even distribution and improvement of food security can be done. Based on the explanation of these problems, it is necessary to develop a Food and Nutrition Precautions System in Surakarta City. Key words Food, Nutrition, SKPG, Surakarta, Vigilance 0,05 chi square. Kesimpulan kesimpulan dari penelitian ini, terdapat adanya hubungan yang signifikan antara asupan zat gizi makronutrien energi dan asupan zat gizi mikronutrien kalsium, mg dan fe dengan status gizi pada balita di TK Pelita Pertiwi.... Sehingga apabila konsumsi energi yang tidak cukup berlangsung terus menerus akan mempengaruhi status gizi responden dihari kemudian. 21 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahmawati 2017 mengungkapkan bahwa responden yang memiliki status gizi normal tetapi memiliki asupan karbohidrat kurang 30%. Sedangkan responden yang memiliki status gizi overweight tetapi asupan karbohidratnya kurang 20%. ...Ezha WidnatusifahSabaria Manti BattungBurhanuddin Bahar Marini Amalia MansurPendahuluan Kondisi bencana alam menyebabkan masyarakat yang tinggal di tempatpengungsian memiliki segala keterbatasan, baik dari segi sandang, pangan maupun papan. Ketersediaan pangan yang terbatas sangat berdampak kepada asupan zat gizi dan status giziremaja. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan zat gizi dan statusgizi remaja di pengungsian Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Bahan dan Metode Jenispenelitian yang digunakan adalah observasional dengan desain penelitian deskriptif. Sampelpenelitian ini sebanyak 59 remaja dengan menggunakan tekhnik total sampling. Pengambilandata asupan makanan menggunakan metode recall 24 jam selama 2 hari pada hari sekolah danhari libur. Penentuan status gizi diperoleh dari parameter IMT/U. Pengolahan dan analisis datapada penelitian ini menggunakan SPSS. Hasil Hasil dari analisis diketahui bahwa asupan zatgizi makro responden masih kurang yaitu asupan energi kurang sebanyak 93,2%, karbohidratkurang sebanyak 78%, lemak kurang sebanyak 98,3% dan protein kurang sebanyak 89,8%.Asupan zat gizi mikro responden juga masih kurang yaitu asupan vitamin C dan folat kurangsebanyak 96,6%, kalsium kurang sebanyak 100%, zat besi kurang sebanyak 69,5% dan zinkkurang sebanyak 91,5%. Sedangkan status gizi responden tergolong baik yaitu sebanyak 84,7%dan status gizi kurang sebanyak 11,9%. Kesimpulan Asupan zat gizi makro dan mikroresponden masih kurang dari kebutuhan AKG yang telah dianjurkan dan status gizi respondentergolong status gizi SyarfainiUlfah HumaidahIrviani Anwar IbrahimAdolescence is a period of dramatic change in a person. This sudden increase in growth is accompanied by hormonal, cognitive and emotional changes. Teenagers really need more nutrients because of increased growth and physical development that is very drastic. This study aims to determine the relationship of food intake with the nutritional status of adolescent students of SMP Buq'atun Mubarakah Pondok Pesantren Darul Aman Makassar. This research method used quantitative analytic with cross sectional approach. Retrieval of food intake data used the food weighing method for 3 consecutive days. Determination of nutritional status was obtained from BMI/A parameters body mass index/age. Statistical test results showed no relationship between energy intake, protein intake, vitamin A intake, iron, zinc and fat intake with the nutritional status of students, but we obtained a significant relationship between carbohydrate intake and nutritional status. In addition, we found no relationship between diarrheal infections and typhoid infections with nutritional status. We recommend that the pesantren can design a varied list of food menus for students to fulfill a balanced nutritional statusS AlmatsierAlmatsier S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta PT Gramedia Pustaka Seimbang Dalam Daur KehidupanS AlmatsierS SoetardjoM SoekartiAlmatsier S, Soetardjo S, Soekarti M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta PT Gramedia Pustaka Energi pada Remaja Santri Putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makasar Sulawesi SelatanA R AmeliaAmelia AR. 2013. Asupan Energi pada Remaja Santri Putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makasar Sulawesi Selatan. Skripsi. Makasar Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Usia Yang ProduktifAstarwanAstarwan. 2008. Lanjut Usia Yang Produktif. Jakarta Pustaka Pangan dan GiziBaliwatiF YayukBaliwati, Yayuk F, dkk. 2010. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta Penebar Pangan Gizi dan KesehatanDewi CakrawatiDkkCakrawati, Dewi dkk. 2011. Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Bandung IndrawigataIndrawigata L. 2009. Hubungan Status Gizi, Aktifitas Fisik dan Asupan Gizi dengan Kebugaran Mahasiswi Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Skripsi. Jakarta Universitas Asupan Energi Protein Lemak dan Karbohidrat Dengan Status Gizi Pelajar di SMPN 1 KOKAP Kulon Progo YogyakartaY H KlauD CiptoriniS D StyaningrumKlau, Ciptorini, D., Styaningrum, 2013. Hubungan Asupan Energi Protein Lemak dan Karbohidrat Dengan Status Gizi Pelajar di SMPN 1 KOKAP Kulon Progo Yogyakarta. Program Studi S1 Ilmu Gizi. Universitas Respati Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi pada Remaja Putri di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makasar TahunMuchlisaCitrakesumasariR IndriasariMuchlisa., Citrakesumasari., Indriasari, R. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi pada Remaja Putri di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makasar Tahun 2013. Jurnal MKMI. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin Konsumsi Energi, Protein, dan Serat Terhadap Status Gizi Usia Lanjut di Sasana Tresna Werdha Budi MuliaN R NilsaprilNilsapril NR. 2008. Hubungan Konsumsi Energi, Protein, dan Serat Terhadap Status Gizi Usia Lanjut di Sasana Tresna Werdha Budi Mulia. Jakarta Selatan Universitas Indonusa Esa Unggul.

5Manfaat Daun Ketela Rambat Yang Baik Untuk Kesehatan Mfs, Nurul Aulia S Blog Masalah Gizi Pada Remaja, Asupan Gizi Paling Besar Yang Diperlukan Seorang Pelajar Adalah Cara, Chymal G O B Penyakit

Kebutuhan zat gizi mikro Vitamin Vitamin A 450 mikrogram mcg Vitamin D 15 mcg Vitamin E 7 miligram mg Vitamin K 20 mcg Vitamin B12 1,5 mcg Vitamin C 45 mg Mineral Kalsium 1000 mg Fosfor 500 mg Natrium 900 mg Kalium 2700 mg Besi 10 mg Iodium 120 mcg Seng 5 mg Kebutuhan gizi anak sekolah usia 7-9 tahun Berdasarkan AKG dari Kementerian Kesehatan RI, berikut rincian kebutuhan gizi anak sekolah usia 7-9 tahun yang terbagi menjadi mikro dan makro Kebutuhan zat gizi makro Energi 1650 kkal Protein 40 gram gr Lemak 55 gr Karbohidrat 250 gr Serat 23 gr Air 1650 ml Kebutuhan zat gizi mikro Vitamin Vitamin A 500 mikrogram mcg Vitamin D 15 mcg Vitamin E 8 miligram mg Vitamin K 25 mcg Vitamin B12 2,0 mcg Vitamin C 45 mg Mineral Kalsium 1000 mg Fosfor 500 mg Natrium 1000 mg Kalium 3200 mg Besi 10 mg Iodium 120 mcg Seng 5 mg Pahami mengenai status gizi anak sekolah Status gizi anak adalah kondisi yang menunjukkan apakah gizi anak tergolong buruk, kurang, baik, lebih, maupun obesitas. Berdasarkan Permenkes Nomor 2 Tahun 2020, pengukuran anak usia 5-18 tahun termasuk usia sekolah di 6-9 tahun, menggunakan indeks massa tubuh per usia IMT/U. Pengukuran status gizi menggunakan interpretasi indeks IMT/U nantinya membantu menunjukkan apakah gizi anak termasuk baik, kurang, atau justru lebih. Dengan begitu, penanganan lanjutan bisa diberikan sesuai kebutuhan anak untuk mendukung tumbuh kembangnya. Berikut kategori IMT/U beserta ambang batas z score Gizi kurang -3 SD sampai dengan +2 SD Pada kategori pengukuran status gizi anak dengan IMT/U ini, ambang batas z score adalah batas pengukuran untuk mengelompokkan kategori gizi anak. Supaya lebih mudah dan cepat untuk mengetahui kondisi gizi anak, Anda bisa melakukan pengukuran tinggi serta berat badan anak di pelayanan kesehatan terdekat. Tak seperti IMT orang dewasa yang memiliki rumus khusus, status gizi anak umumnya punya perhitungan sendiri yang cukup rumit. Pemantauan rutin terkait kondisi kesehatan dan perkembangan anak bisa dilakukan di pelayanan kesehatan mana pun, seperti posyandu, puskesmas, klinik, maupun rumah sakit. Sumber makanan untuk penuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah Jika di masa prasekolah anak biasanya cenderung makan makanan yang itu-itu saja alias terlalu pilih-pilih makanan, sekarang coba ubah cara pandangnya. Ini karena di usia sekolah anak dituntut untuk banyak beraktivitas di luar rumah, maka itu kebutuhan gizi si kecil kian meningkat. Nah, dengan makan makanan sehat untuk anak, tentu bisa menyumbang sejulah energi dan zat gizi penting guna menunjang aktivitas harian anak usia sekolah. Berikut pilihan sumber makanan yang setidaknya harus ada setiap harinya untuk mencukupi kebutuhan gizi atau nutrisi pada anak sekolah 1. Karbohidrat Karbohidrat termasuk salah satu sumber energi utama yang diperlukan otak untuk menjalankan berbagai aktivitas dan proses metabolismenya. Terpenuhinya kebutuhan karbohidrat anak berarti menambah asupan kalori anak yang nantinya dipakai sebagai energi untuk beraktivitas. Namun tidak semua karbohidrat itu sama, ada dua jenis karbohidrat yang bisa Anda berikan untuk memenuhi gizi anak sekolah Karbohidrat sederhana Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang tersusun dari molekul gula yang sangat sedikit, yakni berkisar antara satu atau dua molekul. Ada beragam sumber makanan dengan kandungan karbohidrat sederhana di dalamnya. Sebagai contohnya beberapa sayuran, buah, madu, gula putih, gula merah, dan berbagai jenis pemanis lainnya. Selain itu, kue dan produk olahan seperti permen serta soda, juga mengandung jenis karbohidrat ini. Karbohidrat kompleks Kebalikan dari karbohidrat sederhana, karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang tersusun dari banyak rantai molekul gula. Anda bisa memberikan roti, nasi, kentang, jagung, pasta, sereal gandum, kacang-kacangan, serta beberapa jenis sayur dan buah-buahan untuk anak. 2. Lemak Meski sering dipandang sebelah mata, ternyata tidak semua sumber lemak itu buruk dan masih dibutuhkan untuk memenuhi gizi anak usia sekolah. Lemak berperan sebagai sumber energi, khususnya ketika cadangan karbohidrat sudah menipis. Sama halnya seperti karbohidrat, kebutuhan lemak anak yang terpenuhi berarti menambah asupan kalori yang akan digunakan sebagai energi. Berikut pembagian kelompok makanan sumber lemak berdasarkan jenisnya Lemak baik Ada dua kategori utama sumber lemak baik, yakni Lemak tak jenuh tunggal Kandungan lemak tak jenuh tunggal dalam makanan diyakini dapat menurunkan kadar LDL low density lipoprotein atau lemak “jahat”. Jenis lemak ini juga bisa membantu menjaga kadar HDL high density lipoprotein atau lemak “baik” tetap tinggi. Ada banyak sumber makanan yang bisa Anda berikan untuk anak, mulai dari minyak zaitun, kacang-kacangan, buah alpukat, dan lain sebagainya. Lemak tak jenuh ganda Makanan yang mengandung lemak tak jenuh ganda dipercaya baik untuk kesehatan tubuh. Salah satu contohnya ikan, yang juga mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6. Berbagai jenis ikan-ikanan dan minyak nabati bisa Anda berikan untuk menambah asupan gizi lemak baik untuk anak usia sekolah. Ambil contohnya ikan sarden, makarel, salmon, minyak safflower, kedelai, dan lainnya. Di samping itu, kacang-kacangan, biji-bijian, serta telur juga tak kalah kaya kandungan omega-3. Lemak jahat Ada dua kategori utama sumber lemak jahat, yakni Lemak jenuh Lemak jenuh atau juga disebut sebagai lemak padat berisiko meningkatkan serangan penyakit bila dikonsumsi terlalu banyak dan dalam waktu lama. Terlalu banyak makan makanan sumber lemak jenuh bisa meningkatkan kadar kolesterol sehingga membuka peluang terserang penyakit jantung dan stroke. Sumber lemak jenuh biasanya terdapat pada lemak dalam daging, produk daging, kulit ayam, keju, dan produk susu lainnya. Berbagai makanan olahan seperti kue, biskuit, keripik, serta minyak kelapa sawit, juga mengandung lemak jenuh. Lemak trans Lemak trans biasanya ada di dalam makanan yang digoreng, kemasan, dan cepat saji. Ambil contohnya seperti gorengan, kentang goreng, donat, kerupuk, dan sebagainya. Berkebalikan dengan lemak baik, lemak trans ini berbahaya bagi kesehatan karena bisa meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kadar HDL. Itu sebabnya, membiarkan anak sering makan makanan yang mengandung lemak trans, berisiko membuatnya terserang penyakit jantung dan stroke nantinya. 3. Protein Protein adalah zat gizi makro yang berperan dalam membangun serta memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Protein yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi asam amino. Asam amino inilah yang nantinya dipergunakan sebagai bahan baku untuk membangun sel-sel dan jaringan baru. Sama halnya seperti karbohidrat, kebutuhan lemak anak yang terpenuhi berarti menambah asupan kalori yang akan digunakan sebagai energi. Ada dua jenis protein yang bisa Anda bisa untuk mencukup kebutuhan gizi harian anak usia sekolah Protein hewani Protein hewani adalah protein yang bersumber dari hewan. Kandungan asam amino adalah poin utama yang membedakan protein hewani dan nabati. Protein hewani yang terkandung dalam daging merah, daging ayam, ikan, telur, susu, dan keju, mengandung asam amino esensial lengkap. Protein nabati Protein nabati adalah protein yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan. Tidak seperti protein hewani yang punya struktur asam amino lengkap, protein nabati punya asam amino yang lebih sedikit. Meski begitu, makanan sumber protein nabati sama baiknya untuk melengkapi zat gizi protein bagi anak. Anda bisa memberikan tahu, tempe, kacang-kacangan, gandum, oat, serta beberapa jenis buah-buahan pada anak. 4. Serat Agar proses pertumbuhannya berjalan dengan optimal, serat adalah salah satu zat gizi yang diperlukan oleh anak. Serat sebenarnya merupakan bagian dari karbohidrat kompleks, tetapi tanpa kandungan kalori di dalamnya. Bukan hanya satu, tapi ada dua jenis serat yang dapat membantu mencukupi kebutuhan gizi anak Serat larut air Serat larut air adalah jenis serat yang bisa langsung larut bersama air. Itulah mengapa sesat setelah masuk ke dalam tubuh, serat larut air langsung melebur bersama air dan berubah bentuk menjadi gel. Dengan kata lain, jenis serat ini bisa diserap dengan mudah oleh tubuh tanpa harus dicerna dalam sistem pencernaan. Contoh makanan dengan kandungan serat larut air seperti beragam jenis jeruk, apel, wortel, alpukat, brokoli, ubi, kacang merah, dan oat. Serat tidak larut air Serat tidak larut air adalah jenis serat yang harus melalui proses pengolahan di sistem pencernaan, karena tidak bisa langsung larut bersama air. Oleh karena itu, ketika berada di sistem pencernaan, serat tidak larut air ini bertugas untuk membantu melancarkan kerja sistem pencernaan. Tercukupinya zat gizi serat larut air bisa membantu mencegah masalah pencernaan pada anak. 5. Vitamin Vitamin memang tergolong zat gizi mikro, tapi asupannya untuk anak di usia sekolah tidak boleh terlewatkan. Ada 6 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh, yakni vitamin A, B, C, D, E, dan K. Kesemua vitamin tersebut digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu Vitamin larut air Vitamin larut air adalah jenis vitamin yang tidak disimpan di dalam tubuh, sehingga harus didapatkan dari makanan harian. Terdapat 9 jenis vitamin larut air, meliputi vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B7, B9, B12, dan C. Vitamin larut lemak Vitamin larut lemak hanya larut bersama lemak dan tidak dengan air. Jenis vitamin ini dapat menyumbang manfaat yang lebih baik untuk anak usia sekolah jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung zat gizi lemak. Beberapa macam vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K. Ada banyak sumber vitamin anak dalam makanan demi mencukupi kebutuhan hariannya. Contoh utamanya yakni sayur dan buah-buahan, tapi produk pangan lainnya juga tak kalah kaya kandungan lemak. Misalnya daging merah, daging unggas, ikan, susu, serta produk olahannya. Bahkan, vitamin juga bisa menjadi suplemen yakni vitamin penambah nafsu makan anak bila ia susah makan. 6. Mineral Ada beragam jenis mineral yang diperlukan selama masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Mulai dari kalsium, fosfor, magnesium, kalium, zat besi, natrium, fluor, seng, iodium, mangan, tembaga, kromiun, dan selenium. Kesemua zat gizi mikro tersebut punya peran yang sama besarnya untuk menunjang segala fungsi tubuh anak, khususnya selama tumbuh kembangnya di usia sekolah. Saran dalam mencukupi kebutuhan gizi pada anak sekolah Kebutuhan nutrisi atau gizi pada anak di usia sekolah ini tentu lebih banyak ketimbang usia sebelumnya. Hal ini karena ia masih dalam masa tumbuh kembang dan nantinya akan mengalami masa pubertas. Berikut beberapa anjuran pemenuhan gizi untuk anak usia 6-9 tahun Makan sebanyak 3 kali sehari pagi, siang, dan malam. Rutin makan ikan serta sumber protein lainnya. Anjuran asupan protein hewani harian sebanyak 30 persen, sementara protein nabati 70 persen. Perbanyak makan sayur dan buah-buahan. Batasi makan makanan cepat saji, jajanan, serta camilan yang manis, asin, dan berlemak. Rutin menyikat gigi setidaknya 2 kali sehari, yakni setelah makan pagi dan sebelum tidur malam. Memenuhi kebutuhan gizi atau nutrisi pada anak usia sekolah artinya dengan melengkapi jumlah kalori, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral. Selain dari makan di rumah, Anda bisa membawakan bekal anak sekolah agar mencegahnya jajan sembarang makanan. Perubahan aktivitas dari masa prasekolah dan sekolah, membuat kebutuhan gizi anak akan mengalami sedikit peningkatan. Di samping itu, asupan gizi anak di usia sekolah ini juga harus tercukupi dengan baik sebagai persiapan sebelum masa pubertasnya tiba. Terlebih karena di usia sekolah ini anak biasanya jauh lebih aktif, sehingga membutuhkan lebih banyak energi sebagai pembangun dan pendukung fungsi tubuh. Bukan hanya itu, banyaknya aktivitas yang harus dijalani anak di luar rumah juga sebaiknya diimbangi dengan asupan berbagai zat gizi yang memadai. Nah, sebagai contohnya, berikut menu sehari yang dapat membantu mencukupi kebutuhan gizi anak sekolah 1850-2100 kkal Makan pagi sarapan 1 piring nasi goreng 100 gram 1 ikat sawi hijau 10 gram 3 iris tomat 10 gram 3 iris timun 10 gram 1-2 butir telur rebus ukuran sedang 50-125 gram 1 gelas susu putih 200 ml Selingan camilan 2 buah jeruk ukuran sedang 200 gram Makan siang 1 piring nasi putih 100-200 gram 1 mangkuk sedang tumis kangkung 30 gram 1 mangkuk sedang udang balado 30-50 gram 1 mangkuk kecil tumis oncom 30 gram Selingan camilan 2 buah apel ukuran sedang 200 gram Makan malam 1 piring nasi putih 150-250 gram 1 mangkuk sedang tumis tauge 40 gram 1-2 potong ikan bawal bakar 45-75 gram 2 potong sedang tempe 40 gram Asupan makan harian pada anak usia sekolah sebaiknya diperhatikan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi atau nutrisi hariannya. Pasalnya, kadang mungkin anak susah makan atau bahkan terlalu banyak makan sehingga berpengaruh pada asupan hariannya. Kalau sudah begini, mungkin beberapa zat gizi anak tidak tercukupi secara optimal atau bisa juga kelebihan. Padahal, anak di usia sekolah ini masih terus tumbuh sehingga perlu asupan gizi yang mencukupi agar status gizi dirinya baik. Sebagai orangtua, sebaiknya terapkan kebiasaan makan sehat teratur sebagai pondasi utama dalam pola makan hariannya. 1. Sarapan Idealnya, sarapan sebaiknya bisa memenuhi sekitar seperempat dari kebutuhan energi anak dalam sehari. Waktu sarapan optimal yakni sebelum jam 9 pagi. Porsi sarapan dianjurkan tidak terlalu banyak, karena ditakutkan malah akan mengganggu kegiatan dan kerja sistem pencernaan anak di pagi hari. Meski porsi sarapan biasanya tidak sebanyak makan siang dan malam, tapi pastikan semua kebutuhan gizi anak tetap tercukupi. 2. Camilan Tak jarang, anak sering merasa lapar di sela-sela waktu makannya. Di sinilah camilan sehat untuk anak berperan sebagai pengganjal perut sebelum waktu makan tiba. Selain itu, camilan juga bisa membantu menyumbang sejumlah zat gizi tambahan untuk mencukupi kebutuhan harian anak. Sayangnya, tidak semua camilan itu sehat untuk dimakan. Beberapa jenis camilan biasanya diolah dengan tambahan gula, garam, pewarna, perasa, dan zat aditif yang berpotensi buruk bagi kesehatan anak. Sebagai solusinya, Anda bisa menyediakan camilan lain yang kaya beragam zat gizi. Jenis camilan yang bisa diberikan misalnya yogurt, kacang-kacangan, oatmeal, smoothies, atau popcorn buatan sendiri. 3. Makan siang Makan siang yang biasanya berkisar di jam 12-2 siang penting untuk mengembalikan energi anak yang hilang setelah beraktivitas sejak pagi hari. Asupan makanan di siang hari ini juga berperan dalam mempertankan energi anak sampai sore atau malam hari. Berbeda dengan sarapan, porsi makan siang sebaiknya bisa mencukupi sekitar sepertiga energi dalam sehari. Mudahnya, porsi makan siang tentu harus lebih banyak ketimbang saat sarapan. 4. Makan malam Makan malam untuk anak sebaiknya dilakukan sebelum jam 8 malam. Ini karena proses pencernaan makanan membutuhkan waktu, sehingga jam makan malam sebaiknya tidak mendekati waktu tidur. Biasakan untuk menghindari makan makanan berat di atas jam 8 malam. Jika anak lapar setelah jam makan tersebut, Anda boleh memberikannya camilan sehat untuk mengganjal perut. Ambil contohnya dengan tidak mengandung banyak kalori, lemak, gula, atau garam. BerdasarkanWHO (2007) indeks yang paling baik untuk menentukan status gizi dan remaja adalah IMT/U. Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan status gizi dan lingkar pinggang Status gizi (IMT/U) Lingkar pinggang Gizi normal Gizi lebih Total n % n % n % Normal 43 100 12 27,9 55 64,0 Lebih 0 0,0 31 72,1 31 36,0 Total 43 100 43 100 86 100 Selain

Inilah asupan gizi yang diperlukan seorang pelajar paling besar adalah dan ulasan lain yang masih berkaitan dengan topik asupan gizi yang diperlukan seorang pelajar paling besar adalah untuk yang mencari tahu tentang asupan gizi yang diperlukan seorang pelajar paling besar adalah bisa membaca artikel berikut ini dengan seksama. Semoga bermanfaat.…gizi yang diperlukan anak agar anak terhindar dari kekurangan gizi. Selain harus mengerti mengenai gizi yang baik itu seperi apa, orang tua harus mengerti tentang bagaimana gejala jika anak kurang……dan membantu asupan gizi yang tinggi bagi pertumbuhan janin yang sehat selama dalam kandungan. Bayi Membantu perkembangan otak bayi, karena setiap harinya otak terus berkembang sampai dengan usia 5……antara ketiga faktor tersebut yang berperan lebih besar. Faktor genetik merupakan potensi dasar dalam perkembangan kecerdasan tetapi faktor ini bukan yang terpenting. Faktor gizi. Ternyata faktor gizi juga berpengaruh sangat……adalah melalui pola asuh makan. Kesehatan bayi sangat ditunjang dari makanan yang menjadi asupan bagi bayi. Oleh karena itu, setiap ibu hendaklah memperhatikan makanan yang menjadi sumber nutrisi bayi. Salah……wanita yang memiliki mutasi gen homozigot tersebut mengalami invasi trofoblas abnormal. Kelebihan atau Kekurangan Gizi Selama ini kelebihan atau kekurangan gizi telah disalahkan sebagai penyebab eklampsia selama bertahun-tahun. Saat itu,……dengan pola hidup sehat, menjaga kebersihan tubuh, dan menjaga sanitasi lingkungan. Selain itu asupan nutrisi untuk bayi juga perlu diperhatikan seorang ibu, karena bayi kurang gizi sangat rentan terkena cacingan….Periode masa kehamilan merupakan masa penting di mana seorang wanita atau calon ibu bisa memberikan gizi yang terbaik bagi janinnya. Maka dari itu, seorang wanita hamil dituntut untuk mengkonsumsi makanan……kehamilan, tentunya kebutuhan nutrisi ibu hamil meningkat dan berbeda dengan keadaan normal. Karena sang calon bayi pun banyak membutuhkan akan asupan nutrisi dan gizi untuk pertumbuhan dalam kandungannya. Agar sang……kondisi fisik ibu hamil tidak prima, maka proses melahirkan akan menjadikan sebuah proses yang melelahkan dan menyakitkan. Guna membentuk kondisi ibu hamil yang prima saat melahirkan, adalah diperlukannya asupan energi…Banyak hal yang mempengaruhi kesehatan bayi. Selain konsumsi makanan dan minuman yang penuh nutrisi yang baik akan perkembangan gizi, istirahat, dan cukup mendapatkan kasih sayang, bayi juga membutuhkan imunisasi yang……terhadap penyakit yang melemahkan seperti penyakit Alzheimer, beberapa jenis kanker serta stroke. Kurang asupan asam folat dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, seperti ulserasi dalam peradangan, tukak lambung dan diare kronis….…Sufor di berikan secara tepat, mulai dari takaran tidak terlalu encer atau pekat, jumlah sesuai kebutuhan sehingga anak tidak kegemukan atau kekurangan gizi, hingga teknis kombinasinya dengan makanan lain jangan…Piramida makanan merupakan perencanaan pola makan dengan gizi seimbang yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Prinsip penyajian makanan berdasarkan piramida makanan memenuhi beberapa prinsip, yaitu gizi seimbang sesuai dengan umur, aktifitas,……Lahir Mati Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikkan berat badan selama hamil….…dari pengikatan dan pengantaran oksigen melalui hemoglobin di dalam sel-sel darah merah, untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mh/hari terutama…

MenurutWHO remaja adalah anak yang mencapai usia 10-24 tahun.4 Remaja mudah mengalami masalah status gizi karena merupakan peralihan dari masa kanak-kanak hingga dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, fisiologis dan psikososial perkembangan pesat tersebut jika tidak diimbangi dengan konsumsi zat gizi yang seimbang akan mengakibatkan

Hal ini tentu akan memengaruhi kesehatan tubuhnya. Berikut masalah terkait gizi pada remaja 1. Anemia defisiensi zat besi Anemia adalah kondisi yang disebabkan karena kurangnya persediaan zat besi di dalam tubuh. Kekurangan zat besi pada remaja bisa disebabkan oleh beberapa hal. Misalnya karena asupan makanan yang tidak memberikan cukup zat besi, interaksi obat, atau zat besi di dalam makanan sulit diserap oleh tubuh. Padahal di masa remaja ini, tubuh membutuhkan kadar zat besi yang cukup guna mendukung perkembangan selama pubertas. Terutama bagi remaja perempuan akan mengalami menstruasi, di mana tubuh kehilangan darah dalam jumlah yang cukup banyak. Berdasarkan WHO, remaja perempuan mengalami kehilangan zat besi sebesar 12,5-15 mg per bulan atau 0,4-0,5 mg zat besi per hari karena menstruasi. Oleh sebab itu, cadangan zat besi dalam tubuh pada remaja perempuan lebih sedikit dibandingkan dengan remaja laki-laki. 2. Gizi kurang Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI, kekurangan gizi pada remaja umumnya membuat tubuhnya tidak berkembang dengan optimal. Kurang gizi malnutrisi adalah kondisi ketika asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh tidak mencapai jumlah seharusnya. Remaja dengan pola makan yang kurang baik dapat dengan mudah mengalami ini. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh minimnya asupan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, serat dan lemak, serta zat gizi mikro dari vitamin dan mineral. Akibatnya, pertumbuhan remaja bisa terhambat, salah satunya membuat tubuh remaja menjadi pendek. 3. Pola makan yang salah Tidak seperti usia sebelumnya, menginjak usia remaja otomatis terjadi banyak perubahan pada tubuh anak. Baik itu secara fisik, maupun Tidak seperti usia sebelumnya, menginjak usia remaja otomatis terjadi banyak perubahan pada tubuh anak. Baik itu secara fisik, maupun psikologi pada remaja. Di usia ini, umumnya ia sudah mulai paham mengenai body image remaja sehingga cenderung lebih selektif dalam memilah-milah makanan hariannya. Ditambah terjadinya perubahan pesat pada berat dan tinggi badan, yang kerap kali membuat anak remaja menjadi tidak nyaman. Bahkan, anak bisa sampai merasa khawatir dan tidak percaya diri akan penilaian buruk orang lain tentang perawakan tubuhnya. Lebih parahnya lagi, tidak sedikit remaja yang rela memangkas porsi makannya, atau menghindari beberapa jenis makanan tertentu. Tujuannya demi menjaga berat badan serta proporsi tubuhnya tetap ideal. Namun sayangnya, pengaturan pola makan harian yang diterapkan para remaja sering salah langkah. Alhasil, hal ini malah membuat tubuh mereka terlampau kurus karena melakukan diet ketat tapi dengan perilaku makan menyimpang. Akibatnya, anak remaja mengalami gizi kurang, atau malah overweight dan obesitas karena makan dalam porsi berlebih. 4. Rambut rontok Kerontokan akibat hormon ini bisa terjadi pada remaja perempuan. Ketika anak sedang berkembang, mereka mengalami banyak perubahan tubuh dan perubahan hormon. Namun, kurangnya nuutrisi juga bisa menyebabkan kerusakan rambut pada remaja perempuan maupun laki-laki. Lebih sering mengkonsumsi junk food ketimbang buah dan sayur yang bergizi bisa berakibat buruk yakni kekurangan protein, vitamin, dan mineral untuk menahan kekuatan rambut. Cara menjaga kesehatan dan supan gizi pada remaja Jenis penanganan untuk kasus kurangnya gizi seimbang pada remaja akan disesuaikan dengan tingkat keparahan, serta ada tidaknya komplikasi yang dialami. Berikut beberapa cara yang dianjurkan agar gizi pada remaja tetap seimbang serta kesehatan tetap terjaga, seperti 1. Pantau asupan gizi pada remaja Jangan lupa untuk rutin memantau perkembangan status gizi remaja dengan memeriksakannya ke dokter atau ahli gizi. Meski dirawat di rumah, dokter tetap harus mengecek kondisi kesehatan anak Anda secara berkala. Jika status gizi anak tidak kunjung membaik atau semakin parah, perawatan intensif di rumah sakit mungkin jadi pilihan selanjutnya guna memulihkan kebutuhan nutrisi remaja. 2. Memperbaiki pola makan Kunci awal dalam pemenuhan asupan gizi pada remaja adalah dengan memberikan pilihan makanan kaya nutrisi setiap harinya. Dorong anak agar mau mencoba dan memakan anjuran makanan yang dapat membantu memulihkan kondisi tubuhnya. Di sisi lain, pastikan Anda tetap menjaga jumlah kalori yang dikonsumsi anak agar selalu sehat dan bergizi. 4. Memberikan suplemen Suplemen vitamin dan mineral, baik untuk menjaga agar asupan gizi pada remaja tetap seimbang. Selain itu juga bermanfaat agar nafsu makannya meningkat. Namun, alangkah lebih baik bila Anda konsultasi lebih lanjut dengan dokter. 5. Lingkungan yang sehat Pola hidup sehat pada anak dimulai dari lingkungan sekitar misalnya dari rumah tempat ia biasa bermain dan belajar. Hindari keinginan Anda sebagai orangtua meminta agar berat badannya turun. Diet yang tidak sehat lebih sering dialami remaja yang kelebihan berat badan, atau bahkan dengan berat badan normal, yang ibunya lebih fokus pada berat badan si anak dibanding kesehatannya.

Rematriyang menderita darah, sehingga asupan gizi yang adekuat anemia berisiko mengalami anemia juga sangat dibutuhkan pada remaja (2). saat hamil, yang berdampak terhadap Sejak tahun 1996 Kementerian pertumbuhan dan perkembangan janin Kesehatan telah mengembangkan program dalam kandungan serta berpotensi pencegahan dan penanggulangan anemia

Gizi seimbang artinya mengandung beragam nutrisi dalam porsi yang sesuai dengan kebutuhan, tanpa menghilangkan jenis nutrisi tertentu. Memenuhi kebutuhan nutrisi harian dengan asupan bergizi seimbang sangatlah penting dilakukan agar tubuh tetap fit dan terhindar dari beragam penyakit. Untuk memperoleh asupan gizi seimbang, Anda perlu mengonsumsi beragam kelompok makanan, karena setiap jenis makanan bisa memberikan jenis nutrisi yang berbeda. Tubuh memerlukan asupan semua nutrisi dalam jumlah yang cukup, baik makronutrisi, yaitu protein, karbohidrat, dan lemak; maupun mikronutrisi, yaitu mineral dan vitamin. Selain itu, diperlukan juga asupan serat dan cairan yang cukup. Bagaimana Cara Memenuhi Gizi Seimbang dengan Panduan Piring Makan? Sebelumnya, pola makan gizi seimbang digambarkan sebagai piramida. Namun, kini ada istilah panduan piring makan’ yang bisa Anda ikuti untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan gizi seimbang. Berikut ini adalah panduannya Sekitar ½ piring makan berisi sayur dan buah-buahan dengan beragam jenis dan warna. Sekitar ¼ piring makan berisi makanan sumber protein dan lemak sehat, seperti ikan, ayam, atau kacang-kacangan. Batasi konsumsi daging merah atau daging olahan, misalnya sosis. Sekitar ¼ piring makan berisi makanan sumber karbohidrat kompleks, seperti biji-bijian utuh, nasi cokelat, gandum utuh, atau pasta. Batasi konsumsi karbohidrat sederhana, termasuk makanan manis, seperti cake, biskuit, atau kue basah, karena kandungan gulanya tinggi. Gunakan minyak sehat, seperti minyak zaitun, minyak kedelai, minyak jagung, dan minyak kanola, untuk mengoleh makanan. Hindari makanan yang mengandung banyak lemak jenuh atau kolesterol jahat. Konsumsi air putih yang cukup, tetapi batasi konsumsi susu dan beragam produk olahannya, seperti keju atau krim, serta minuman yang manis, termasuk jus buah. Konsumsi susu sebaiknya hanya 1–2 gelas per hari dan jus hanya 1 gelas per hari. Siapa Saja yang Dapat Menerapkan Panduan Piring Makan? Panduan piring makan untuk memenuhi asupan gizi seimbang dapat diterapkan oleh hampir semua orang, baik yang memiliki berat badan ideal maupun yang mengalami kelebihan berat badan. Meski demikian, panduan ini kurang tepat diterapkan untuk anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun, karena kebutuhan nutrisi mereka berbeda. Demikian juga untuk orang yang perlu menjalani pola makan khusus karena memiliki kondisi medis tertentu, misalnya kencing manis atau darah tinggi. Jika Anda mengonsumsi makanan yang sudah dikombinasikan, seperti spageti yang dilengkapi baso daging dan sayuran, bukan berarti makanan tersebut tidak dapat memenuhi panduan piring makan Anda. Namun, sebisa mungkin porsi sayuran dan buah yang Anda konsumsi lebih banyak dari protein dan pasta yang disajikan. Batasi juga penggunaan saus yang bisa saja mengandung banyak lemak dan garam. Hal Apa Saja yang Perlu Diperhatikan Saat Memenuhi Gizi Seimbang? Pola hidup sehat tak hanya sebatas mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tetapi juga berolahraga secara teratur dan aktif bergerak. Dengan berolahraga secara teratur, Anda dapat mencegah penimbunan kalori di dalam tubuh dalam bentuk lemak. Hal ini karena olahraga dapat membakar kelebihan kalori dari makanan dan minuman yang Anda konsumsi. Saat tubuh tidak aktif bergerak untuk membakar kalori dan konsumsi kalori melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, kelebihan kalori ini akan disimpan sebagai lemak. Hal inilah yang kemudian dapat membuat berat badan bertambah. Selain mencegah naiknya berat badan, olahraga dan aktivitas fisik juga dapat menjaga kesehatan tubuh secara umum, sekaligus menekan risiko terjadinya penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Jadi, lakukanlah olah raga secara rutin 30 menit per hari atau minimal 150 menit per minggu. Di samping menerapkan pola makan bergizi seimbang dengan panduan piring makan dan melakukan olahraga secara rutin, Anda juga perlu beristirahat yang cukup dan mengendalikan stres dengan baik agar tubuh Anda bisa tetap fit dan terhindar dari beragam penyakit. Bila Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, konsultasikanlah ke dokter untuk mengetahui pola makan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda.

.
  • q9lc6ky91u.pages.dev/209
  • q9lc6ky91u.pages.dev/251
  • q9lc6ky91u.pages.dev/459
  • q9lc6ky91u.pages.dev/173
  • q9lc6ky91u.pages.dev/475
  • q9lc6ky91u.pages.dev/94
  • q9lc6ky91u.pages.dev/144
  • q9lc6ky91u.pages.dev/379
  • asupan gizi paling besar yang diperlukan seorang pelajar adalah